Kata bohong menjadi sebuah kata yang begitu erat kaitannya dengan kehidupan sehari- hari. Hal ini bukan tanpa alasan mengingat setiap orang tentu pernah berbohong. Sulitnya menghindari bohong menjadikan bohong sebagai sebuah penyakit segala zaman yang begitu susah untuk dihilangkan.
Hal yang pantas disayangkan dalam hal ini adalah ada beberapa orang yang menjadikan bohong sebagai salah satu kebiasaan mereka. Bohong merupakan salah satu penyebab utama dari segala macam kekacauan yang sering ditemukan pada kehidupan sehari- hari. Akibat dari bohong sendiri tidak hanya dirasakan oleh pelaku melainkan juga bagi orang lain.
Ketika kebohongan sudah merajalela dimana- mana, hal ini dapat memicu terjadinya rasa saling benci antar sesama. Jika sudah demikian maka asas kebersamaan serta tolong menolong antar sesama akan menghilang dengan sendirinya. Tidak hanya itu, namun kebohongan juga dapat memicu hilangnya rasa akrab antar teman sehingga tercipta suasana yang tidak nyaman. Dengan dampak berbohong yang begitu besar, maka tidak heran jika Islam melarang perbuatan buruk yang satu ini.
Berbohong dapat menyebabkan seseorang melakukan perbuatan keji seperti adu domba, hingga menyebar fitnah yang orang tersebut tak melakukannya. Inilah yang disebut bahaya lidah menurut agama islam, sehingga setiap mukmin harus menjaga lisannya agar selalu berkata yang baik.
(baca juga: bahaya adu domba dalam islam)
Ada beberapa dalil tentang bohong yang dapat dijadikan sebagai panutan supaya terhindar dari perbuatan ini karena tidak disukai Allah. Hal ini tertuang dalam surat Al Israa’ yang berikut ini:
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Israa’: 36)
Bohong bukan hanya merugikan diri sendiri dan orang lain, namun juga membuat pelakunya berdosa dan akan dimintai pertanggung jawabannya ketika di akhirat nanti.
Imam asy-Syinqithi berkata:
“Allah melarang dalam ayat yang mulia ini agar manusia tidak mengikuti apa yang dia tidak mempunyai pengetahuan di dalamnya. Termasuk di dalam hal ini adalah perkataan orang yang berkata: ‘Saya telah melihat’, padahal dia belum melihatnya. ‘Saya telah mendengar’, padahal dia belum mendengarnya. ‘Aku tahu’, padahal dia tidak mengetahuinya. Demikian pula orang yang berkata tanpa ilmu dan orang yang mengerjakan amalan tanpa ilmu, tercakup pula dalam ayat ini.” (Adhwa’ul Bayan, 3/145)
Berbohong Yang Diperbolehkan
Tidak selamanya berbohong ternyata dilarang, ada pula beberapa kebohongan yang diperbolehkan atau bahkan dianjurkan. Hal ini juga tertuang pada riwayat Al Imam Muslim yaitu:
ولم أسمع يرخص في شيء مما يقول الناس كذب إلا في ثلاث الحرب والإصلاح بين الناس وحديث الرجل امرأته وحديث المرأة زوجها
Artinya:
“Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya”.
[Dinukil dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas]
- Berbohong ketika dalam bahaya
Berbohong ketika seseorang atau bahkan mungkin anda sendiri berada dalam keadaan bahaya, ternyata diperbolehkan. Hal ini berguna untuk melindungi diri atau teman yang tengah berada dalam bahaya supaya dapat selamat dari kejahatan atau mara bahaya yang mengancamnya.
Kebohongan semacam ini, juga berlaku ketika masa peperangan. Ketika seseorang tertangkap pihak musuh tentu dia akan dikorek informasinya secara mendalam oleh pihak lawan. Dalam hal ini, ketika tawanan tersebut berkata dengan jujur tentang strategi dan informasi- informasi penting pada pihak lawan, maka dapat menimbulkan kerugian besar bagi kawannya.
Untuk menghindari kemungkinan tersebut, maka seseorang dapat berbohong dan melindungi rahasia serta informasi penting lainnya pada pihak lawan dalam upaya melindungi teman seperjuangannya.
- Saat ingin mendamaikan saudara
Berbohong dalam rangka mendamaikan kedua saudara yang tengah berseteru ternyata menjadi jenis kebohongan yang dianjurkan. Ada suatu ketika saat kita dihadapkan oleh kerumitan masalah yang menyebabkan pertengkaran saudara maka salah seorang teman akan mencoba menjelek- jelekkan teman lain dan begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, anda sebagai pihak netral tentu tidak menginginkan hal buruk terjadi terlebih jika menimbulkan masalah yang berlarut- larut.
Dalam hal ini, berkata jujur terkadang membuat kedua belah pihak semakin menyala- nyala rasa bencinya terhadap pihak lain. Sebagai pihak yang netral tentu anda harus mampu mendinginkan kedua belah pihak dengan berkata yang baik dan mendamaikan mereka.
Tidak baik bagi anda untuk mencela salah satu dari mereka yang tengah berseteru pada pihak lain. Anda juga tidak boleh menceritakan hal- hal yang pihak lain katakan pada anda mengenai kejelekan pihak lainnya karena hal ini dapat memicu perseteruan semakin memanas.
- Bohong untuk membuat istri senang
Bohong untuk menyenangkan istri atau mungkin untuk menyenangkan suami merupakan kebohongan yang diperbolehkan. Namun bukan berarti segala jenis kebohongan pada istri atau suami diperbolehkan.
Sebagai contohnya, berbohong yang diperbolehkan adalah ketika seorang suami membeli barang entah baju atau mungkin sepatu untuk istri. Meski istri kurang suka entah karena warna atau mungkin produknya yang sudah ketinggalan zaman, namun sang istri tetap mengatakan jika dia menyukainya meski yang dirasakan adalah sebaliknya.
Contoh lainnya adalah ketika seorang istri memasak, anda tidak boleh mengatakan secara terang- terangan jika masakannya kurang enak atau hal- hal yang buruk lain agar istri tidak merasa sakit hati dan kurang dihargai. Katakan secara baik jika masakan istri anda sudah cukup enak namun masih perlu tambahan bumbu lainnya agar terasa lebih sempurna.
(baca juga: kewajiban suami terhadap istri)
Berbohong merupakan tindakan tercela kecuali jika berbohong tersebut membawa kebaikan seperti yang telah dicontohkan di atas.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa:
اية المنافق ثلاث : اذا حدث كذب واذا وعد أخلف واذا ؤتمن خان
“Pertanda orang yang munafiq ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim.).
Dari hadits di atas, terlihat jelas jika seorang pembohong biasanya tidak jauh- jauh dari sifat gemar mengingkari janji dan khianat. Sifat- sifat tersebut merupakan sifat orang munafiq yang sebaiknya dijauhi karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. sifat munafiq yang tidak lekas dibuang dapat berdampak pada kehidupan sehari- hari hingga dikucilkan.
Sumber : dalamislam.com
via Bin Usrah
Blogger Comment
Facebook Comment