Selama ini, dalam rangka menerapkan Alquran dalam hidup keseharian, kita umumnya hanya melaksanakan 3 tingkatan yang ada. Yaitu membacanya, menghafalnya lalu kemudian mengamalkannya. Tentu, masing-masing tingkatan diatas akan berbeda-beda dalam setiap diri seorang mukmin dalam melaksanakannya.
Nah, belum usai euforia Aksi Damai Bela Islam 3 tanggal 2 Desember minggu kemarin, ternyata ada satu lagi tingkatan, yang bisa jadi ini adalah tingkatan teratas sebagai bukti bahwa kita memang mencintai Alquran.
Berikut ulasannya.
1) RUTIN MEMBACANYA
Anjurannya: ngaji membaca Alquran sedikit-dikit tapi dirutinkan, itu lebih baik daripada sekalinya banyak lalu libur sebulan :) Ini berlaku juga untuk amalan yang lain. Misalnya, rutin sedekah kecil-kecilan tapi dilakukan setiap hari, akan lebih baik daripada sedekah lebih banyak, tapi setelah itu lamaaaa sekali tak bersedekah.
2) KERAS MENGHAFALNYA
Tiada ganjaran yang luar biasa bagi seorang penghafal Alquran, disamping banyak pahala besar lainnya yang menunggu, selain mahkota dari cahaya di hari kiamat, dan juga kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan). Secara pribadi di dunia, penghafal Alquran juga akan mendapatkan keistimewaan berupa penghormatan oleh masyarakat. Jadi istimewanya, penghafal Alquran tak hanya mendapat nikmat ketika di dunia, namun juga nanti di akhirat.
Bagi santri pesantren, menghafal Alquran tentu akan lebih mudah, karena adanya jadwal yang teratur. Tapi bagaimana dengan orang diluar pesantren, seperti pegawai, pedagang atau pekerja kantoran?
Walaupun lebih susah, tapi tentu akan ada saja caranya. Allah akan memudahkan jalan bagi orang yang telah bersungguh-sungguh. Salah satu caranya, bisa menghafal beberapa ayat Alquran setelah shalat wajib 5x sehari.
3) MAKSIMAL MENGAMALKANNYA
Tiada hari selain bertambah taqwa. Tiada hari selain berusaha keras dan maksimal bisa menjalankan apa yang tersebut didalam Alquran. Dalam semua bidang kehidupan kita, semampu kita, day by day.
Jadi setelah rutin membaca dan keras menghafalnya, tapi tak mau / malas / jarang / protes / ngeles / banyak alasan untuk tidak menjalankannya, sudah pasti no 1 dan 2 diatas akan hambar.
Alquran tak cukup hanya dibaca, dihafal dan kemudian diamalkan. Dalam suasana damai dan tentram, mungkin 3 tingkatan diatas sudah cukup. Tapi ketika ada yang mengusiknya, dengan segala cara semampu kita, tambahkan lagi tingkatan selanjutnya:
4) TAMPIL MEMBELANYA
Sebab, wawlaupun kita telah menjalankan poin 1, 2 dan 3 dengan maksimal, tapi ketika ada orang yang menista dan melecehkan Alquran yang tiap hari kita baca, kita hafal dan kita amalkan isinya sehari-hari itu, dan kita diam saja, maka itu semua akan menjadi percuma. Tak ada arti. Tak ada guna.
Tak ada rasa cemburu dan marah, dan diam saja ketika Alquran dilecehkan.
Pada saat itu, tanyakan dengan jujur kedalam lubuk sanubari terdalam kita: sudah betulkah iman kita?
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan hidayah kepada kita, termasuk hidayah mencintai Alquran.
Sumber: http://ift.tt/1u2RTmF
via Bin Usrah
Blogger Comment
Facebook Comment